28 February 2012


Photo By. Me
Pernah dengar kalimat “Sakinah Bersamamu” ? Buku? Iyeps, tepat sekali. “Sakinah Bersamamu” adalah sebuah judul buku karya Penulis Novel Best Seller berjudul “Emak ingin Naik Haji” yang sudah beberapa tahun lalu difilmkan.

Tapi sayangnya, sekarang saya bukan ingin membahas tentang buku ”Sakinah Bersamamu”. Bahkan saya belum membaca buku itu satu halaman pun. Saya hanya ingin bercerita tentang acara yang saya ikuti kemarin.

Hari Minggu lalu, 26 Februari 2012, bertempat di Gedung Graha Pena, Surabaya. Saya mengikuti sebuah seminar dan bedah buku dengan nama acara “Sakinah Bersamamu”. Acara ini menghadirkan Asma Nadia sebagai pembicaranya, yang sekaligus penulis dari buku ini.

Awalnya saya kira, acara ini hanya akan dihadiri kaum hawa saja. Namun ternyata saya salah, meskipun tidak banyak, tapi ada bapak-bapak dan mas-mas yang juga ikut serta di dalamnya.

Dalam seminar, tentu saja yang dibahas adalah tentang sakinah, bagaimana membangun keluarga yang sakinah, dan banyak lagi. Saking banyaknya, saya (sungguh) tidak mampu mengingat semuanya, saya hanya mengingat sebagian, mungkin tidak sampai sebagian.

Intinya adalah, sakinah adalah tujuan. Tujuan? Iya tujuan. Sakinah adalah tujuan ketika dua insan yang sudah memutuskan untuk membangun keluarga, dan membuatnya menjadi sakinah. Sakinah itu berasal dari masing-masing. Bagaimana sepasang suami-istri membuatnya. Dan apakah mereka mau membuat bahtera itu menjadi sakinah. Bagaimana cara meninggalkan ego masing-masing, kemudian beranjak merajut keindahan bersama. Dengan membuat satu sama lain (pasangan) merasa bahagia, merasa tentram, tidak ada yang teraniaya, pengertian, dan masih banyak lagi.

Yang saya suka dari seminar ini, Asma Nadia tidak lantas mengagungkan-agungkan yang namanya cinta, tidak menggalaukan suasana atas nama cinta. Tetapi “Cinta itu bukan tentang mencari seseorang yang sempurna, tetapi menerima seseorang itu dengan sempurna”. Dan berkali-kali disebutkan dalam seminar ini, mencintalah karena Allah. Karena dengan mencintai karena Allah, maka semuanya terasa ringan. Ikhlas.

Asma Nadia juga mengatakan, “Jangan memilih hanya karena kamu jatuh cinta.” Masuk akal, karena ketika kita sedang jatuh cinta, kadang logika tidak pernah masuk di dalamnya, peran yang biasanya diutamakan adalah cinta itu sendiri. Maka segala yang buruk akan terlihat menjadi berkilau dan baik. Tak ada cacat, kalau toh ada, pasti tertutupi atas nama cinta.

Tanyakan dahulu dalam hati. Apakah benar dia? Meski dalam keadaan jatuh cinta. Jangan sampai kita jatuh pada hal buruk, hanya karena kita terlalu jatuh cinta.

Terakhir yang saya ingat dari perkataan Mbak Asma adalah, Allah sudah berjanji bahwa Lelaki yang baik maka untuk Wanita yang baik pula. Dan saat saya terdiam mendengarkan Mbak Asma melanjutkan kalimatnya. Iya, tanpa sadar kita sering lupa tentang kalimat itu. Tentang janji itu. Bahwa lelaki baik untuk wanita baik. Bukankah Allah adalah Maha Adil. Maka jika memang iya itu jodoh kita maka akan untuk kita.

Artinya, jika kita mau memperbaiki diri sebaik mungkin, InsyaAllah, Allah juga akan memberi yang terbaik untuk kita. Sesuai dengan kita. Tapi bukankah Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambanya? Hanya kadang kita yang tidak tau diri. Merasa hal itu tidak membahagiakan, padahal itulah yang suatu saat ini akan membuat kita bahagia.

Jadi, mari memperbaiki diri, agar dapat yang baik juga. ^_^

Bukankah Allah selalu memberi apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Kalau kalian bertanya siapa yang paling mengerti kita. Jawabannya adalah, HANYA ALLAH SWT.

Semoga kita selalu diberikan yang terbaik oleh Allah. Amin.

Tagged: ,

2 comments:

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^