05 January 2012


Menurut kalian, pertahanan seseorang itu dikarenakan apa? Apa karena mereka memang mau bertahan atau mereka bertahan karena sesuatu yang (hanya) menurut mereka patut dipertahankan? Pertanyaan saya adalah, apakah hal tersebut patut dipertahankan?


Saya bertahan dengan rasa yang entah sejak kapan bertengger di sudut hati yang (mungkin) paling dalam. Membuka mata, memulai napas panjang, menghirup udara pagi, menyapa mentari, mencumbui embun, dan menetapkan hati. Untuk siapa hati ini? Apakah masih bertahan pada cinta yang sama, atau memutuskan untuk pergi dan memulai cinta lain yang entah di mana.

Limbung. Apa yang harus saya tetapkan ketika jam 5 pagi alarm berbunyi.  Setelah saya ke kamar mandi, kemudian mengambil air wudlu, menghadap Dia, kemudian hati saya akan kembali pada perasaan yang mana dan seperti apa? Untuk dia kah? Atau untuk siapa?

Mungkin lebih baik, hati ini saya simpan sendiri.

Untuk menghirup aroma kopi, kemudian merasakannya mengalir pelan di tenggorokan, tersenyum, melihat ke depan, kemudian bergegas mandi, dan beraktivitas seperti biasanya.

Mengalir. Mengikuti hari, mengikuti matahari yang menjadi tengah siang, kemudian setengah sore, kemudian menjelma menjadi senja. Tunggu. Apa aku tadi menuliskan kata senja?

Senja. Iya, senja. Aku berhenti mengikuti waktu jika senja datang. Jika aku boleh meminta sedetik saja, aku ingin waktu berhenti untuk memperpanjang waktuku bersama senja. Sedetik saja pun cukup.

Kemudian aku melepas senja dengan segala rasa yang akan kusimpan (lagi) di sudut hati. Lalu membaur bersama malam, dan terlelap dibuai mimpi. Tak lupa doaku, Tuhan, semoga besok kau pertemukan aku lagi dengan, senja. Dan begitu setiap hari.

Terimakasih, Tuhan. Aku tersenyum.

(Photo. likemyself.wordpress.com)

Tagged: , ,

5 comments:

  1. ada banyak alasan untuk bertahan. keterpaksaan termasuk salah satu di antaranya. keadaan yang tak bisa dihindarkan.. :)

    ReplyDelete
  2. dan emang lebih baik seperti itu, jaga hati hingga masa yang indah itu tiba, semangat!!! :D

    ReplyDelete
  3. ...aku cuma bisa terdiam membaca ini. :(

    Aku ga suka senja. Aku sukanya subuh, pergantian dari gelap ke terang. :)

    ReplyDelete
  4. @nadian maulana: iya sih, kadang terpaksa adalah alasan, tapi betapa menyakitkan ketika kita bertahan hanya karena sebuah keterpaksaan :)

    @maz Ady: haha, ini kan cuma flash fiction maz. Tapi okelah, semangat! ^^

    @mz Asop: kenapa gitu maz Asop terdiam? Kaya' lagunya Maliq 'n D'essential aja,hihi
    Saya jg suka subuh, subuh itu ketika hari dimulai. :)

    ReplyDelete
  5. senja... :D aku pinjem poto senjanya ya..

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^