Langkah mereka seperti para bangsawan yang keluar dari dalam kereta kencana. Suara sepatu mereka berirama, mengkilat alas kaki mereka menyilaukan setiap mata yang memandang. Baju mewah mereka membuat lupa siapa mereka. Senyum mereka melengkung terpasang erat di wajah mereka. Alis mereka terangkat, tanpa sadar dagu mereka pun ikut terangkat.
Mereka pikir derajat mereka juga ikut terangkat. Wibawa palsu mereka saja tak tercium harumnya. Mereka merasa meraih semua bintang di atas langit malam, namun sebenarnya mereka sedang meniup lilin satu demi satu di dalam malam kelam.
Mereka adalah siapa-siapa bagi diri mereka sendiri. Untuk golongan mereka sendiri. Mereka para pemakai baju kedodoran, bukan baju kebesaran. Mereka para bangsawan palsu yang sebenarnya hanya budak suruhan. Suruhan nafsu mereka dan ego mereka.
Mereka pecundang.
mereka adalah pecundang yang hanya berani menatap langit tanpa batas, karena di sanalah mereka melihat keluasan. keluasan tanpa batas tempat menyombongkan diri, berlomba untuk menduduki tempat teratas. berpacu untuk lebih dulu mencapai langit.
ReplyDeletemereka adalah pecundang yang tak berani melihat ke bawah, tempat mereka bisa terjatuh sewaktu-waktu. tanah yang tak pernah ingin mereka pijak. bukan karena jijik, melainkan karena mereka setengah mati ketakutan.
:D
iya mereka hanya takut, bukan kuat, sungguh kasihan mereka
ReplyDelete