09 May 2011



Entah sejak kapan Indonesia sering dirundung duka. Bersuka cita, mungkin hanya sesekali, selebihnya duka.

Betapa tidak? Pagi ini saja, sudah ada serentetan berita buruk yang menimpa Indonesia. Itu hanya dari satu stasiun televise. Belum lagi, koran Sabtu kemarin yang saya baca. Memilukan.

Baru selesai masalah perompak Somalia yang menyandera ABK Sinar Kudus. Sudah disusul dengan pesawat Merpati yang jatuh di Papua yang memakan 27 korban jiwa. Menurut beberapa sumber, pesawat ini jatuh karena tidak layak pakai. Tidak layak pakai? So, kenapa digunakan? Ini kan menyangkut nyawa puluhan orang di dalamnya. Belum lama,  di Sleman, sebuah pesawat capung jatuh dan menewaskan dua orang.

Belum lagi, hujan yang turun sudah keluar dari jadwal membuat banjir menggenang dimana-mana. Kerusakan jalan yang tidak kunjung diperbaiki sudah menjadi pemandangan ‘indah’ bagi masyarakat. Pengeboman dan teroris kini juga semakin merajalela. Beberapa bom dikirim merata. Masyarakat resah, dan berkali-kali Gegana dipermainkan dengan kotak-kotak kosong yang dikira bom.

Ada juga aliran-aliran sesat yang secara tiba-tiba muncul, dan menyeret sebagian orang dalam kelompoknya. Merubah pola pikir, dan membuat rancu suatu agama.

Kekerasan atau anarkisme juga sudah menjadi hal biasa. Dengan alasan DEMOKRASI. Hahha, mungkin yang ini demokrasi dengan prinsip, sekali bebas, bebas sekali. Tak jarang juga, ibu-ibu yang dengan tega menyakiti anak mereka. Seperti Headline sebuah koran Sabtu lalu. “Bocah dipalu ibunya ketika tidur”. Manusia sudah tidak manusiawi.

Paling heboh, Anggota DPR yang bebas ongkan-ongkang di gedung sejuk. Plesir dengan alasan studi banding, permintaan gedung baru, dan masih banyak lagi tingkah laku mereka.

Ada apa dengan Indonesia? Sedang sakit mungkin. Tapi apa ada dokternya?

Kasian melihat Indonesia yang seperti ini. Pesakitan.

Tagged: , ,

1 comment:

  1. indonesia hanya sedang dicoba, agar kita, masyarakatnya mulai mawas diri, sekaligus berbenah diri. semua dimulai dari diri sendiri.

    "pesawat Merpati yang jatuh di Papua yang memakan 27 korban jiwa" mengingatkan aku pada cerpen dengan lakon utama pilot. --> http://dynadia.lenteradsign.com/2011/04/11/bait-pertama/

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^