22 April 2011


Bulan April ini, bioskop Indonesia tidak hanya diramaikan dengan film-film Hollywood, ataupun film-film Indonesia yang berbau sensualitas mistis, namun ada sebuah film garapan anak bangsa yang mampu menyedot ribuan penonton dalam waktu lima hari (menurut websitenya begitu).

Seorang sutradara yang juga menggarap film Ayat-Ayat Cinta. Yupz, sebuah karya terbaru dari Hanung Bramantyo yang sempat mengundang reaksi dari Banser NU karena dinilai mendiskreditkan sosok Banser, dan mereka mengecam film tersebut. Namun, sampai tanggal 22 April, film itu masih tayang di bioskop dan masih banyak pula peminatnya. Film ini berjudul Tanda Tanya “?”

Menurut saya, film ini tidak mendiskreditkan siapapun. Toh itu adalah masalah pribadi seorang banser, bukankah banser juga manusia yang berhak memiliki masalah hidup layaknya manusia biasa. Apa masalah pribadi satu orang banser, menggambarkan bahwa seperti itulah semua banser? I don't think so…

Saya bukan mau membahas tentang reaksi para banser terhadap film tersebut. Saya hanya ingin mengatakan bahwa film ini bagus. Why not? Di tengah kericuhan tentang teroris, tentang bom, tentang perselisihan antar umat beragama, film ini muncul dan hanya ingin mengatakan bahwa perselisihan itu tidak perlu.

Kembali pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial, mereka tidak mungkin hidup sendiri. Manusia pasti bermasyarakat, dan di dalam masyarakat ada banyak golongan, suku, agama, dan lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus mau saling membantu, tidak peduli  beragama lain atau bersuku bangsa lain. Setiap manusia harus memiliki sikap toleran dan pengertian jika ingin dimengerti oleh yang lain. Dalam beragama misalnya, ketika ada Agama yang merayakan hari besarnya, tak usahlan membuat rusuh atau memaki-maki. Cukuplah diam, biarkan mereka dengan keyakinannya. Sebagai warga di Negara yang katanya beradab, harusnya bisa menghargai hak asasi tiap orang, toh hal tersebut sudah ada dalam undang-undang.

Film ini hanya mau mengingatkan pada para penontonnya bahwa kita makhluk sosial dan pasti memerlukan orang lain. Tidak penting siapa kuat siapa hebat, tetap harus saling membantu dan menghargai.

Namun ada sedikit pertanyaan yang mengganjal. Dalam film tersebut, ada sebuah cerita, seorang muslim yang diminta dan dibayar untuk berperan sebagai Yesus dalam sebuah drama malam pasca. Apakah di perkenankan hal semacam itu?

Memang benar dia membantu, namun dia memerankan Tuhan dari agama lain. Memang hatinya tetap teguh dalam islam, namun bukankah itu berarti mengakui keberadaannya (yang lain)??

Jika membantu dalam bentuk sosial, mungkin saya masih mengerti. Jujur, saya sedikit bingung dengan hal itu. Jika ada yang membaca posting ini, dan berkenan menjawab, monggo di jawab. Terimakasih.

NB: Jika ada yg tidak berkenan, mohon dimaafkan. :)



Trailer Film '?' - You Tube

Tagged: ,

0 comment:

Post a Comment

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^