Indomie Seleraku...

Eits, setelah membaca judul di atas, jangan pernah mengira bahwa ini adalah posting berbayar. Hehe, ya memang saya tidak dibayar sepeser pun oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Dan saya menulis posting ini dari lubuk hati saya terdalam. *lebay

Yaps, seperti yang kita ketahui, bahwa Indomie sudah merajalela sejak dahulu kala. Sejak saya masih kecil, nggak tau lagi pas sebelum saya lahir. Tapi menurut keterangan yang saya peroleh dari Wikipedia, ternyata Indomie sudah ada dipasaran sekitar tahun 1970. Wooowww, itu 18 tahun sebelum Masehi saya dilahirkan. Rupanya usia Indomie ini sudah lebih tua dari pada saya. Enaknya saya panggil Mas, Mbak, atau Kakak ya? :D

Indomie itu mungkin suatu saat nanti bisa menjadi legenda persilatan Mie Instan Dunia. Ya, coba deh bayangkan, taste yang dimiliki Indomie nggak pernah berubah. Apalagi Indomie Goreng nya. Hmmmm… (astagfirullah, puasa Rat…puasa). Ya, kalau saya tidak salah ingat, rasa sepiring Indomie goreng yang saya makan pas  sahur tadi, sepertinya tidak beda dengan rasa Indomie Goreng yang saya makan beberapa tahun silam ketika saya masih kecil. Emang inget, Rat? Ya dikira-kira, deh…

Dan sampai sekarang, favorit saya ya Indomie Goreng. Karena taste nya yang sama selalu membangkitkan kenangan masa kecil saya. Ihhh, kasian pas kecil makannya cuma mie instan ya? :D Ya nggak-lah, plissss ya...

Tapi, bukannya saya sering makan Mie Instan lho, kawan-kawan..

Karena seenak apapun Mie Instan tetap tidak baik untuk kesehatan pencernaan kita. Apapun yang terjadi, meski langit runtuh dan bumi bergetar, makan nasi beserta lauk pauk lengkap dengan sayur dan ditambah susu, tetap lebih baik dari pada sakit hati sepiring Mie Instan ter-lezat sekalipun.

Tapi memang “Indomie Seleraku…”