19 December 2011

(photo: Annisa Reswara)
Setia, adalah alasan kecilku untuk tetap mencintaimu.”

Sebuah quote manis yang tertulis pada cover buku Jika Hujan Pernah Bertanya. Hujan? Bagaimana hujan bisa bertanya? Memang ini buku apa?

Let me tell you about this beautiful book
.

15 September 2011 lalu, setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta ke Sidoarjo, akhirnya usai Dzuhur buku ini sampai di rumah saya dengan selamat sentosa. Rasanya tak sabar membuka bungkusan berwarna putih yang dikirim langsung oleh penulisnya.

Setelah bungkusnya terbuka, saya terdiam. Apa yang membuat saya terpana ketika pertama kali menerima buku ini? Covernya. Cover buku ini, Cantik. Saya suka. Gambar bunga matahari dalam pot yang diletakkan di pinggir jendela kaca lengkap dengan tetes-tetes hujan. Rasanya, seperti mengisyaratkan sesuatu.

(photo: Annisa Reswara)
 
JIka Hujan Pernah Bertanya
ditulis oleh Robin BIE Wijaya. Seorang penulis muda yang lahir 25 tahun lalu dan besar di Jakarta. Buku ini berisi 12 Cerita yang semuanya bertemakan…

Kesetiaan

Dalam buku ini, Robin Wijaya tidak hanya bercerita tentang setia dalam hal percintaan, tapi setia dalam banyak hal.

Salah satu cerpen yang saya suka dalam  buku ini berjudul…

Sunset

Senja pergi. Ia setia menjadi pengantar hari menemui malam.
Seperti aku, yang jatuh cinta, dan bertahan untuk setia padamu”

Saya suka semua cerita yang ada dalam buku ini, tapi saya juga nggak tau, kenapa saya sangat suka dengan cerpen yang satu ini. Sebuah cerpen yang menceritakan tentang kesetiaan seseorang, padahal seseorang yang dia cintai  ternyata mencintai orang lain, bahkan sudah bertunangan.

Berikut, sedikit saya kasih bocoran bagian akhir CerPen Sunset..
Menjadi bagian dalam hidupnya saja, aku sudah bersyukur. Melihat senyumnya saja, aku sudah bahagia. Dan menjadi teman setianya saja, sudah cukup, sebagai caraku untuk mewujudkan rasa cintaku padanya. Sunset pergi. Ia setia menjadi pengantar hari menemui malam. Seperti aku, yang jatuh cinta dan bertahan untuk setia padanya.”

Hmmm, setelah membaca ini. Hati saya tiba-tiba ikut terluka. Kalau bahasa kerennya sekarang, hati saya jadi galau.  Bagian akhir dari CerPen Sunset benar-benar membuat saya terhanyut dalam perasaan. Saya merasa menjadi tokoh di dalamnya. Ikut merasa sedih dan teriris karena sebuah perasaan yang tak berbalas, dan saya tetap mencintainya sepenuh hati, jiwa, dan raga. Mungkin kalau bahasa jawanya Ngenes.

Saya juga tidak tau, kenapa tiba-tiba merasa seperti itu? Saya rasa, setiap huruf yang tertulis dalam buku ini, membawa perasaan milik penulisnya. Iya kah Mas Robin? Semoga begitu, hehe

Buat semuanya, I just wanna say, buku ini recommended untuk dibaca. Kita bisa belajar merasakan atau mungkin mengerti bagaimana bentuk sebuah kesetiaan, dan bagaimana harus menjadi setia.

You know what?
Apapun alasanya, Kesetiaan selalu indah. Meski kadang sakit di awal, tapi yakinlah, bahwa ketika kita mencoba untuk setia, maka dengan sendirinya, kita akan ikhlas menerimanya. Dan sesuatu yang diterima dengan keikhlasan, maka tidak akan ada rasa sakit yang ikut mendampinginya.

*Karena Cinta, Sakit, Setia, dan rasa Ikhlas itu datang dari Allah. Dan segala sesuatu yang datang dari Allah itu baik dan amat indah.
Btw, yang ingin memiliki plus membaca buku ini. Silahkan order di Mas Robin Wijaya atau ke LeutikaPrio.. ^_^

Tagged:

10 comments:

  1. Hai Annisareswara :D
    Thanks for the review ya... *terharu*
    Jadi motivasi buat saya untuk menghasilkan karya-karya berikutnya :)

    ReplyDelete
  2. cinta hujan pernah bertanya,kenapa aku harus mencintaimu sekarang & nanti ?
    itu pertanyaan yang mau aku tanyakan,jika hujan bisa bertanya bahkan menjawab

    ReplyDelete
  3. wah ini buku LeutikaPrio yah?

    salam kenal, bloofers... :)

    ReplyDelete
  4. jika hujan pernah bertanya, hatiku setitis luka...

    salam kenal mbak ^_^

    ReplyDelete
  5. boleh juga t beli bukunya..
    dah beredar ditoko buku belum ya??
    dh lama gag k toko buku ne..

    lam kenal ya..

    ReplyDelete
  6. entar tak cariin bukunya di gramedia, kalau bisa baca sampe habis juga disana :)

    heheh..btw slam kenal mbak Annis :)

    ReplyDelete
  7. Robin? Nama tetangga saya di Surabaya. :D

    Nah, ngomong soal Cerpen, saya paling banter mbaca cerpen itu cuma mbaca cerpennya Edgar Allan Poe di buku yang pernah saya bahas di sini. Saya belum terlalu suka mbaca cerpen buatan penulis Indoensia...

    ReplyDelete
  8. maaf mau tanya dong, beli novel 'jika hujan pernah bertanya' dimana ya atau mesen dimana? apa tidak dijual di pasaran? soalnya saya sudah nyari ke toko buku ga ada.

    ReplyDelete
  9. @unilina: buku ini memang diterbitkan secara indie melalui Leutika Prio. Jadi hanya bisa dipesan melalui web Leutika Prio atau ke penulisnya langsung (Robin Wijaya).
    diposting sudah saya sebutkan linknya, silahkan :)

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^