Ketika Pagi Datang

Karena Pagi itu Indah.

Selamat Pagi! Bagaimana kabar pagi kamu hari ini? Mendung, cerah, dingin, atau biasa saja? Apapun itu saya harap, pagi ini dan pagi berikutnya adalah pagi yang menyenangkan untuk kita semua.

Teman, apakah kamu suka dengan pagi? Saya suka dengan yang namanya pagi. Kenapa?

Karena…

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk menghirup oksigen secara gratis, menciumi embun pagi, dan merasakan sejuknya.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk merasakan denyut alam dan semua gejolaknya.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk menyelesaikan urusan kemarin yang masih tertunda.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk memiliki satu harapan baru. Karena setiap hari baru, adalah harapan baru.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk melihat, menyapa, dan memeluk orang-orang yang cintai.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk merasakan nikmat dan rezeki yang dilimpahkan Nya.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk melihat peristiwa cantik saat mentari mengintip dari balik awan kemudian muncul perlahan, atau menikmati pagi mendung yang romantis.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk tersenyum manis kepada semua orang di luar sana.

Ketika pagi datang, itu artinya saya masih diberi Allah satu kesempatan lagi untuk merasakan cinta-cinta yang bertebaran di muka bumi, dan menanti “cinta” hati saya.

Jadi, mari bersyukur karena kita masih diberi kesempatan Allah untuk merasakan yang namanya Pagi. Karena pagi itu selalu indah dengan segala sejuk dan pesonanya. Karena itu saya suka pagi. Kamu suka dengan pagi?

Ini adalah pemandangan Cloudy Morning di depan rumah yang sempat saya ambil kemarin. Romantis kan?

Mengutip Quote Favorit saya:

“Karena pagi untuk kamu. Aku bangun dan mencintaimu sekali lagi.”
(Robin Wijaya, penulis)