16 May 2011

Kuingat betul, aku bertemu dengannya satu tahun lalu. Di kota kami. Kota penuh kenangan manis berbubuhkan pahit. Aku selalu rajin tertawa mengenangnya, senyumnya, tutur katanya, jalan pikirannya, dan semangatnya. Dia yang selalu jauh dari kata negatif, mampu membawaku larut dalam aliran positif miliknya.

Sebagai manusia, dia sempurna.

Andai dia di sini bersamaku, pasti senang melihat sebotol yogurt di tangan kananku. Aku kini rajin meneguknya di tiap pagi, sayang. Hanya untukmu. Kau senang?

Tapi dia pasti sekaligus membenciku. Kini disela-sela jemariku, ada lintingan berasap. Kau marah, sayang?

Aku sudah berusaha menjauhi benda kecil menenangkan ini. Tak pantas perempuan menghisapnya. Begitu katanya. Sampai akhirnya kami akan tidak bertegur sapa selama satu jam saja. Ahh, dia memang paling tidak bisa jauh dariku. Aku tertawa.

Tapi, andai malam itu dia tak memperkarakan besar lintingan berasap ini. Tak usah mengibaratkan kami layaknya smoke and yogurt yang berada pada rel berbeda. Pasti aku tak kan duduk di cafe ini mengenangnya.

Lihatlah, kini keduanya masing-masing bertahta di tangan kanan-kiriku.

Bagaimana kabar istrimu?

Tagged: , ,

4 comments:

  1. "istriku baik saja, seorang pangeran kecil telah lahir dari rahimnya." :p

    nice story.. :D
    http://dynadia.lenteradsign.com/

    ReplyDelete
  2. "wah, selamat ya, semoga pangeran kecilmu menjadi anaknya yang berguna bagi nusa bangsa, dan bukan perokok" :D


    hihihihii

    ReplyDelete
  3. huaaaahhhh....suka sangattt sayaaaa...nice bgt mbaakkk...
    aduuhh...kok aku jadi ngrasa gmnaaaa gt...hahahahaa
    kayak dejaVu...wakkakaka.....#ga deehh...
    keep writing mb...

    ReplyDelete
  4. Upz, dejavu,ow..ow.. jangan-jangan mbak Nick tokoh dalam cerita, hihihi....

    terimakasih mbak sudah mau meneguk salah satu yogurt ^^

    yipp yipp, Keep Writting!!!

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^