Ahh, ya sudah, untuk apa aku memikirkan lenyapmu. Toh aku tak memiliki perasaan apa-apa. Batinku. Membuyarkan semua lamunan tentangmu. Lamunan? Aku tertawa dalam hati. Mikir apa aku ini?
Tak kupungkiri, sejak itu. Sejak kau sangat jarang muncul, aku selalu memikirkanmu. Apa yang terjadi? Apakah kau baik-baik saja? Atau ada sesuatu yang membuatmu jauh dariku? Apa aku bersalah? Setiap malam aku mengingatmu. Mengingat tentang kejadian satu tahun terakhir, dan semua jauh dari galau. Semua baik-baik saja.
Kau tak pernah berucap perpisahan, namun kau juga tidak menyampaikan kerinduan. Kadang kau terlalu dingin, sampai aku tidak bisa merasakan apa sebenarnya pintamu. Kuambil nafas panjang, menahannya beberapa menit, dan melepaskannya perlahan. Tapi sayang tak ada beban yang hilang.
“Sudahlah, kenapa harus kamu pikirkan!” nasehat seorang sahabat beberapa waktu lalu, ketika itu aku sudah sangat galau karenamu.
“Bukannya kamu tidak memiliki rasa apapun padanya?”. “Atau?”
Kalimat sahabatku terputus sampai disitu. Kemudian dia menatapku dengan wajah berbelepot curiga beralasan. Aku hanya diam. Menatapnya, kemudian kembali lagi pada layar komputer blank. Aku tak mampu menjawab. Aku pun tak tahu kenapa bisa begini. Bukankah asap dan yogurt memang tidak bisa bersatu? Wajar jika salah satunya lenyap.
Iya. Benar kata sahabatku. Tak perlu aku memikirkannya. Aku tak memiliki perasaan apa-apa. Lalu kenapa aku seperti orang kehilangan?
Berkali-kali kuracuni pikiranku tentang asap dan yogurt. Dua hal berbeda, dan bukan masalah jika salah satunya tak ada. Jika kau tak muncul malam ini, harusnya aku berbahagia, karena tak perlu ada yang mengasapi kehidupanku lagi.
“Asap dan yogurt tak akan bersatu” gumamku berkali-kali. Sudah seperti mantra, namun tak mujarab. Apa aku mencintaimu? Kini kudobel tumpukan bantal yang kubenamkan ke wajahku. Berusaha mengingkarinya. Berlari ke alam pikiran lain, jauh tentangmu.
“Ding” laptopku berbunyi. Ada satu messenger masuk. Nickmu. Aku terkejut. Bangkit. Berlari mendekati meja belajarku.
“Hai, apa kabar? :)” isi pesanmu.
curhat ya buw..?? :D
ReplyDeleteini aku nyoba nulis flash fiction sayang, bukan curcol :P
ReplyDeleteouw yeaaah...???
ReplyDeletetapi memang bahasa kalo curhat itu jauh lebih "touch" daripada ngarang.. cuz udah ngomong masalah hati.. ^^