07 September 2012


Pagi selalu menabjubkan dengan segala kejutannya. Bagaimana tidak? Ketika kalian bangun tidur, menggeliatkan badan, menggaruk kepala yang gatal bekas bantal, kemudian dengan malas menarik gorden kamar, dan….. ah kejutan. Ternyata pagi ini hujan. Hujan rintik sisa semalam. Hujan yang menyisakan banyak rasa. Rindu, bahagia, sendu, semua nyaris menjadi satu. Menggumpal kemudian naik ke atas dan luruh bersama dengan air hujan.

Di tiap tetesnya tersimpan cerita.

Cerita tentang rasa.

Seorang sahabat mengingatkanku akan sebuah cerita tentang rasa. Rasa yang terkadang melebur menjadi satu yang kemudian luruh bersama tetes hujan atau kadang tetes airmata. Sahabatku, Nadian.

Beginilah cara kami bersahabat. Saling berbagi cerita masa lalu dan masa kini. Memberi nasehat satu sama lain, membenci keburukan masing-masing, tapi menyayangi keunikan masing-masing.

Kami memiliki cerita yang berbeda. Nadian, tak satu pun ceritanya yang pernah kumiliki, dan kini biarkan saya menceritakan salah satunya pada kalian.

Seorang yang tegas dengan segala keriangannya. Selalu membawa pipi tembamnya kesana kemari tanpa bisa menghindarkan diri dari ejekan. PIPI. Hehe. Sahabatku jatuh cinta, entah cinta keberapa yang pernah dia miliki, yang jelas kali ini dia jatuh cinta.

Seperti pagi yang selalu memberi kejutan, dia mendapatkan sebuah kejutan cinta dari seorang lelaki pulau seberang. Sebuah cinta yang dipersembahkan melalui banyak kata dan banyak acara. Bagaimanalah itu? Entah, yang jelas seperti itulah kisah mereka bermula.

Tawa demi tawa, senyum demi senyum, semua terajut indah. Bagai sebuah pena yang harus diisi dengan tinta setiap harinya, agar tak tertinggal satu huruf pun untuk menulis sebuah cerita. Begitulah cinta mereka, memupuknya setiap waktu, dengan begitu tak akan ada satu detik pun yang tak terisi cinta, tak akan ada titik akhir dari kisah cinta mereka hingga penghujung waktu. Romantis sekali. Merajut mimpi berdua.

Tahun berubah menjadi menahun, bulan berganti dengan berbulan, minggu dan hari sudah tak terbilang lagi lamanya. Entah, masihkah pena itu terisi ulang setiap harinya? Entah masih adakah kisah cinta terajut itu? Atau lebih tepatnya, entah masih adakah cinta itu?

Dan benar saja, cinta itu hilang. Kemana? Entah. Cinta itu tak berbekas bukan tanpa sebab. Apa? Jangan. Biar Nadian dan Tuhan yang tau jelas sebab musabab hilangnya cerita romantic yang sudah ditulis menahun lamanya, cukup Nadian dan Tuhan yang tau bagaimana cinta itu tertinggal jauh dimasa lalu. Cukup kita tau, kemudian Nadian sedang mencari cinta sejatinya.

Cinta sejati yang tak menyakiti, cinta sejati yang berarti dan sampai mati. Kalian mau menjadi cinta sejati Nadian? Mau mendaftar? Atau mungkin sudah mengambil nomor urut? Ahh, Terlambat. Jelas terlambat. Nadian tak butuh audisi untuk mencari cinta sejatinya. Nadian tak berminat menjadi juri untuk mengadili siapa cinta sejatinya. Karena boleh jadi (mungkin) sekarang dia telah menemukannya.

Cinta sejati yang tak menyakiti, cinta sejati yang berarti dan (semoga) sampai umur mereka diakhiri. Cinta sejati yang lebih kental dari tinta, lebih jelas dari ujung pena. Cukup hati mereka yang jelas tau bagaimana cinta itu ada, terajut, dan abadi.

Lebih indah kah? Entah, tidak ada yang tau.

Seperti pagi, semuanya tetap akan menjadi kejutan, kali ini lebih tepatnya hadiah yang mengejutkan, dan teramat membahagiakan. Semoga hadiah dari Tuhan kali ini tidak akan pernah terhapus waktu, semoga mereka bersama selamanya tanpa jeda.

Ini adalah bagian menyenangkan yang membuktikan bahwa secinta apapun kita pada kekasih kita, pacar kita, gebetan kita, jika Tuhan tidak menuliskannya untuk kita, dia tidak akan pernah untuk kita. Dan sebaliknya, sekuat apapun kita menolak seseorang, meski angin ribut, langit runtuh, dan bumi goncang, jika dia adalah takdir kita, maka suatu saat nanti kita pasti akan amat mencintainya. Dengan hati, dengan tulus. Seperti Nadian dengan kisahnya.

Sekali lagi seperti pagi yang penuh kejutan. Ketika kalian bangun, akan menebak-nebak, hujankah?  Sejukkah?  Indahkah? Dan sama seperti pagi, kalian pasti akan selalu suka dengan pagi. Karena itu adalah waktu kita akan kembali memulai, menemukan, dan meneruskan.

Kalian suka pagi? Saya suka.

Nadian, semoga bahagia dengan dia, sahabatku sayang.

I’ll always pray for you, absolutely.

(Photo)

Tagged: ,

5 comments:

  1. persahabatan, pagi dan hujan...ketiganya sama2 menyejukkan hati...

    ReplyDelete
  2. bagus banget tulisannya...makasih ya udah share...:)

    ReplyDelete
  3. tulisannya berpusat pada aktivitas individu penulis, dicampur imajinasi dan pengalaman yang nulis. Bagus pemilihan katanya, menandakan yang nulis memang sudah lama hobi nulis. tpi menurut saya ruang lingkupnya terlalu sempit. untuk berbagi aktivitas individu bisa, tapi kalau untuk berbagi aktivitas sosial yang kompleks sepertinya belum. Tapi sekali lagi salut di usia yang masih muda punya kemauan dan kemampuan nulis banyak. LANJUTKAN!!
    (calon ayah dari ujung barat Jawa Tengah)

    ReplyDelete
  4. Hal yang paling mengasyikkan adalah bangun tidur dipagi hari ketika hujan. Memang indah ya mbak :)
    Semoga yang terbaik untuk Nadian. Cinta sejati akan datang tepat pada waktunya :)

    Eh mbak ada award, sudi kiranya diambil :)
    http://oroktumbilajadipamingpin.blogspot.com/2012/09/award-borongan-edisi-liebster-award.html

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^