01 May 2012


1 Mei. Pasti teman-teman semua sudah tau  setiap tanggal 1 Mei diperingati hari yang amat sakral untuk para ‘buruh’. Memang hari ini suasana mulai pagi sudah terasa riuh.

Pagi ini saja, saya sudah bisa merasakah aneka rasa yang menderu dalam benak tiap orang. Tidak semua orang, sih. Hanya mereka yang hari ini ‘merayakah’ MayDay saja. Banyak rasa yang bergejolak, banyak harap yang menggantung di langit-langit bersama mentari pagi hari ini.

Seorang polisi. Dengan seragam dan segenap perlengkapan yang menempel di tubuh, benar-benar bersiap menghadapi hari ini. Menghadapi apapun yang akan terjadi hari ini. Seorang wanita mencium tangannya. Iya. Itu istrinya. Ada harap yang menggantung tepat di atas langit dimana mereka berdiri. Semoga hari ini tidak terjadi apa-apa, dan suaminya bisa cepat pulang dengan keadaan baik-baik saja setelah berjaga aksi buruh.

Tak jauh dari situ, kemudian saya melihat beberapa orang dengan mata berbinar dan bersinar, sedang mengikat kuat-kuat spanduk bertuliskan SPN (Serikat Pekerja Nasional) di atas sebuah truk besar bewarna kuning. Ah, saya melihat harapan di mata berkilat itu. Seperti, mereka akan memenangkan sesuatu. Mungkin mereka berharap, tuntutan mereka hari ini akan benar-benar dikabulkan. Semoga saja.

Tapi sungguhkan akan dikabulkan? Bukankah aksi ketika hari buruh sudah biasa dilakukan setiapa tahunnya? Tuntutan mereka sama. Iya, sama. Telinga saya benar-benar sudah biasa mendengar sederet tuntutan itu. Gaji UMR, hapus outsourcing, hapus sistem kerja kontrak, dll.

Ahhh, tidak bosan-bosannya mereka menuntut hal yang itu-itu saja. Adakah sesuatu yang mereka dapatkan dari unjuk rasa? Apa hanya rasa lelah setelah sehari berdemo? Atau mereka hanya korban dari permainan para profokator yang hanya ingin melihat kekacauan?

Ayolahhhh. Tidak semua masalah terselesaikan dengan berunjukrasa. Saya rasa masih banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan demi memperbaiki nasib. Apa dengan berdemo, memberikan sederet tuntutan, kemudian esok hari akan ada nasib baik yang dijanjikan?

Bukankah nasib mujur akan berbaik hati datang jika kita, setiap manusia yang masih bernapas dan menjejakkan kakinya ke bumi ini mau bekerja keras? Iya kan? Alangkah lebih baik jika kita mau berusaha keras (dalam hal positip tentunya) untuk nasib yang lebih baik. Hal tersebut lebih menjanjikan daripada berpanas-panas ria sambil membawa spanduk kesana-kemari, berteriak-teriak, dan akhirnya pulang juga kerumah dengan tangan hampa.

Jadi, mari bekerja dengan lebih ikhlas. Agar kita bisa mendapatkan yang lebih baik lagi tanpa melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

By The Way, Happy MayDay, Selamat Hari Buruh, ya...

(Photo By. www.wartakotalive.com)

Tagged: ,

2 comments:

  1. Saya setuju dengan pendapat mbaknya :)
    Akan lebih baik dan lebih bermanfaat lagi jika kita menggunakan waktu kita untuk bekerja lebih keras daripada capek-capek berdemo tapi pulang dengan tangan hampa.

    ReplyDelete
  2. mungkin mau naik gaji, namun pekerjaannya masih begitu terus..

    Kalau mau naik gaji yah, kerja yg smangat dan rajin, pasti bosnya tak n naikkan gaji supaya lebih mndatangkan laba buat perusahaan.

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^