24 March 2012


Jika hari ini adalah hari terakhir, aku akan dengan rela berdiri di sini, menanti, menyisakan semua waktu yang kupunya. Membalut hati dengan sebuah keikhlasan yang tak berujung. Menunggu sebuah hati yang tidak pernah termiliki.

Jika hari ini adalah hari terakhir, aku akan mengatakan semuanya, namun hanya sekali. Aku tak akan mengulangnya lagi. Kemudian, cukup aku menyimpannya dalam hati, sendiri, tak akan menanyakan apakah, siapa, akankah, dan bagaimana lagi. Tak akan mengungkapkan berjuta rasa lagi. Cukup kusimpan sendiri.

Jika hari ini adalah hari terakhir, aku bersedia melangkahkan kedua kaki berkilometer ke belakang, perlahan, agar tak terlalu perih, tak terlalu ngilu, tak terlalu sendu.

Jika hari ini adalah hari terakhir, aku akan berterimakasih kepada Tuhan karena pernah menghadirkanmu dalam hidupku, pernah menyelipkanmu dalam pikiranku, pernah menghuni hampir seluruh hatiku.

Jika hari ini adalah hari terakhir, namun sayang, bukan. Hari ini mungkin bukan hari terakhir, meski aku setiap hari berharap, hari ini adalah hari terakhir aku menentukan hati. Memutuskan untuk meneruskan rasa atau mematahkannya saja. Memilih untuk berbahagia dengan rasa atau menjadi mayat hidup karena rasa.

kapan hari itu ada?


Tagged:

4 comments:

  1. wew makin takjub dengan caramu menulis rat..puitis..lagi jatuh cinta ta???:D

    ReplyDelete
  2. semua akan indah pada waktunya, tak terkecuali hari itu :)

    ReplyDelete
  3. Jika hari ini adalah hari terakhir.
    Aku akan menata hati untuk ikhlas melepaskanmu.
    lalu membuka hati untuk untuk mendapatkan yang lain lagi.
    heheheheeh

    ReplyDelete
  4. Jika hari ini hari terakhirku,ku ingin disisi orang yg ku sayang menghabiskan sisa waktu yang ku miliki bersamanya...

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^