18 September 2011

Malam ini, aku hampir putus asa. Sebuah cutter  dan sebotol obat nyamuk dengan manis sudah siap di atas meja. Aku tinggal memilih, cara mana yang lebih nyaman untuk mengakhiri hidupku. Pintu kamar dan jendela, semua sudah kukunci dan kututup rapat-rapat. Aku tak ingin ada orang yang menemukanku, jadi aku bisa mengakhiri hidupku dengan sukses, batinku kalap.


Hari ini, aku mendengar Dimas akan menikah. Pria yang sudah sejak awal kuliah kucintai, dan tak ada pria lain selain dia. Sikap Dimas padaku, membuatku yakin bahwa dia juga mencintaiku. Menahun aku bersabar menunggu kata cintanya, menjadi pendengar setia untuknya, menjadi penggembira dikala susahnya, dan kini kudengar dia akan menikah? Bahkan aku tak tahu siapa wanita pilihannya.

Aku benci Dimas. Aku benci diriku yang dengan bodohnya mau menunggu. Aku benci. Teriakku dalam hati berkali-kali. Aku tak kuat. Hati ini terlalu sakit untuk merasakan ini semua, mata ini terlalu panas untuk menyaksikan ini semua, dan telinga ini terlalu tuli untuk mendengar kabar pernikahannya.

Kuambil cutter dan botol obat nyamuk tadi. Keduanya ada di tangan kanan-kiri ku. Aku menimbang, mana yang harus kupilih. Ada perasaan takut. Tapi apakah takutku bisa menghapus rasa sakitku? Tidak ada. Sakit tetaplah sakit. Dan penghilang rasa sakit adalah melenyapkan sumber sakitnya. Aku.

Kuletakkan kembali cutter di atas meja. Perlahan kubuka tutup botol obat nyamuk. Dan….

“Brak..brak..brak..!” pintu kamarku bergetar hebat. Seseorang di sana menggedornya dengan amat kencang. Aku diam. Aku tak ingin ditemukan. Aku ingin mengakhiri rasa sakitku. Mereka tahu apa tentang sakit ini?

Perlahan namun pasti terus kubuka tutup botol obat nyamuk. Namun, pintu kamarku berhasil dibuka. Didobrak. Aku terbelalak. Semua penghuni kosku ada di sana. Lengkap. Namun ada orang lain di sana. Nindi, sahabatku. Untuk apa dia di sini? Dini hari ini? batinku.

Kemudian dia berlari masuk memelukku. Erat sekali. Badanku sampai sakit rasanya. Dia, menangis.

“Perasaanku nggak enak, Nda!” jelasnya masih dengan airmata. “Meski kamu bilang nggak pa-pa, tapi perasaanku mengatakan kamu kenapa-napa! Firasatku nggak enak, Nda!”

Aku masih diam dengan apa yang Nindi katakan. Botol obat nyamuk yang tadi kupegang masih erat dalam genggamanku. Nindi meliriknya. “Kamu mau bunuh diri?” teriaknya lagi. “Ini air putih. Minum ini. kamu belum minum obat nyamuk ini, kan?”

Aku diam.

“Kamu belum minum banyak kan?“ cerocosnya khawatir. Sambil menyodorkan sebotol air mineral padaku. “Aku tahu kamu kecewa. Aku tahu kamu patah hati. Tapi hidup ini masih panjang!!!”

“Tapi sepanjang hidupku, hanya akan terus merasa sakit.” Jawabku tak kalah keras. Menangis. “Aku yang sakit, Ndi. Bukan kamu.”

“Nanda! Dalam hidup ini, hanya penerimaan tulus yang bisa kita lakukan ketika kecewa!”

Aku diam.

“Mungkin Dimas bukan jodohmu.” lanjut Nindi mulai lembut. “Kamu percaya jodoh, kan? Karena itu kamu mau menunggu kata-kata cinta dari Dimas, kan? Bukannya kamu pernah bilang, apapun yang menjadi jodoh kita, pasti akan sampai. Karena Allah tidak akan pernah keliru.”

Kini airmataku mengalir deras. Genggaman tanganku melemah, dan botol obat nyamuk tadi, jatuh. Nindi kembali memelukku. Menangis bersamaku.

Bagaimana aku bisa lupa pada perkataanku sendiri. Bagaimana bisa seorang Dimas bisa membuatku lupa akan kebesaran Allah. Kulepaskan pelukkan Nindi. Aku tersenyum padanya, masih menangis. Namun kini aku menangis bukan karena sedih, tapi karena haru.

Allah memberiku sahabat sebaik dia, yang mau memberiku sebotol air putih untuk menyelematkan hidupku, kenapa aku harus memilih sebotol obat nyamuk?



"Sahabat itu, selamanya"

Tagged: , ,

17 comments:

  1. Hahaha, ya ndak lah...
    saya milih minum susu, teh anget, kopi, dan yang manis2 kaya saya, dari pada minum obat nyamuk :P

    ReplyDelete
  2. saya suka kalimat terakhirnya.. salam kenal.. :)

    ReplyDelete
  3. Terimakasih sudah berkunjung ^^

    Salam kenal juga ya ^^

    ReplyDelete
  4. Udah punya buku blum ?
    Wah kalau dibukukan cerita2 fiksinya terus disodorin ke penerbit kayaknya saya dukung deh :)

    ReplyDelete
  5. belum Uchaaaankkk, tapi sedang proses antologi cerpen kolaborasi. kalo sudah terbit, jangan lupa beli ya ^^

    terimakasih dukungannya Pangeran Kodok ^^/

    ReplyDelete
  6. waah ceritanya bikin kaget.. kirain beneran..

    ceritanya bagus.. setuju ma uchank, dibukukan aja.. aku dukung deeh..hehehe

    ReplyDelete
  7. waduwww, saya gak harus bayar uang kaget kan, hihihi

    terimakasih yaaa, sedang proses Antologi Cerpen Kolaborasi, nanti kalo sudah terbit, jangan lupa beli ya ^^

    tenkyu dukungannya Tie :)

    ReplyDelete
  8. Banyak yang dukung, dan emang tulisannya bagus2,
    ada yang salah kalau blog ini sepi, he... harusnya ramai dong...

    `Semangat ! ! !

    ReplyDelete
  9. sahabat itu seperti alarm.. diharapkan bisa selalu mengingatkan..
    nice story.. ^^

    ReplyDelete
  10. @Mas Ady: haha, terimakasih ya mas Ady sudah mengenalkan saya sama Bloofers ^^


    @Nadia: iya sahabat itu alarm. Maka jadilah sahabatku yang baik, yang bisa jadi alarm atau watchdog :D, tenkyu Monnnn......

    ReplyDelete
  11. kukira yang judulnya ada 'firasat'nya cerita bersambung, ternyata salah. hehe
    baru baca ketiganya. bagus mbak,.. alurnya mengejutkan. bikin penasaran yang baca. salam kenal ya... :)

    ReplyDelete
  12. @armae: nggak bersambung. karena itu dibikin nomor2 ^^ , sama seperti Smoke & Yogurt ^^

    Terimakasih sudah mau membaca, salam kenal ^^

    ReplyDelete
  13. ares.... serius nih, temen aku pernah tuh minum racun nyamuk tapi gak mati-mati,,jadi saran aku pake gantung diri aja lah,,haha
    nice story res.. :*
    keep writing..

    ReplyDelete
  14. @iume: kalo itu sih,temenmu emang belum waktunya,hehehe

    tenkyu udah mau baca ya iume ^^

    ReplyDelete
  15. sebotol air putih??kok saya pernah dengar kata-kata ini yah...kapan antologi cerpennya diterbitkan..saya pasti bakal beli..your story real to me as real as you are...

    ReplyDelete
  16. your story real to me as real as you are?? artinya??? hihi

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^