04 June 2011

foto: www.indonesiakreatif.net

Kreativitas, merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sesuatu yang baru. Ide-ide yang cemerlang, unik, dan menarik pasti datang dari mereka (orang-orang) yang memiliki kreativitas. Karena orang yang hanya terpekur menunggu tidak akan memiliki sesuatu yang menarik untuk dilihat. Dia hanya menjadi orang yang pasif, tidak aktif.

Saat ini banyak produk baru bermunculan di pasaran dengan berbagai tipe, harga, dan kualitas. Maka timbullah persaingan, dari situ para produsen harus memikirkan benar-benar bagaimana cara memasarkan produknya agar laku di pasaran. Jika produk tersebut adalah produk baru, maka produsen harus mampu mengenalkan pada masyrakat, jika produk lama maka produsen harus mampu mempertahankan produknya di tengah badai produk-produk baru. Dan salah satu caranya adalah dengan ber-iklan.

Iklan merupakan sebuah hasil karya komersial yang amat sangat membutuhkan kreativitas agar menarik perhatian masyarakat. Dan di tengah kondisi seperti saat ini, pasti para produsen menginginkan iklan yang bagus untuk produknya. Saya yakin, hal tersebut memaksa para pembuat iklan untuk membuat membuat iklan yang “wah” dan bisa mencuri perhatian beribu pasang mata (eyecathcing).

Saya bukan seorang pembuat iklan, bahkan saya tidak bekerja dalam bidang tersebut. Namun, akhir-akhir ini saya hanya mencoba memperhatikan beberapa iklan yang “menarik”. Dulu ketika saya masih kecil, saya tidak pernah melihat iklan televisi yang terang-terangan merendahkan produk serupa lainnya. Ketika mereka beriklan, mereka memberikan informasi tentang produknya, kelebihan produknya, dan biarkan konsumen yang menilai.

Namun saat ini, iklan sudah tidak punya rasa kasih mengasihi (bahasa saya sendiri). Iklan televisi saat ini tidak hanya memamerkan kelebihan produknya, namun juga merendahkan produk lawan. Meski tidak terang-terang menyebutkan merk produk lawan, tetapi mereka mengambil salah satu materi yang menjadi icon lawan.

Belum lama, kita lihat sendiri iklan televisi provider Kartu AS  perang tanding dengan provider Xl. Malah bisa dikatakan, mereka saling berbalas-balasan iklan. Hingga akhirnya salah satu tidak lagi membalas, dan selesai sudah perang iklan. Ada lagi, sebuah iklan biscuit Marie Susu Madu dari KOKOLA, di akhir iklan, ada seorang anak kecil yang mengatakan “Nggak pake dicelupin”. Nah lo, “Dicelupin itu kan kalimat milik biscuit Oreo. Kenapa harus pakai kalimat itu? Bukannya kalimat itu sudah dipakai Oreo sejak lama. Sejak saya masih SD, kalimat “Diputer, dijilat, dicelupin” sudah dipakai Oreo. Yang paling baru. Iklan pewangi pakaian Molto (versi Novita Angie yang lagi kebingungan memilih pewangi pakaian). Dalam iklan tersebut, jelas sekali model iklan menunjukkan kemasan pewangi pakaian Downy (produk baru). Kemasan botol Downy bercirikan lobang ditengah, jadi saya hafal betul dengan kemasannya. Kenapa harus menunjukkan langsung. Apa tidak bisa di blur?


Mereka para pembuat iklan pasti kreatif, karena bisa memunculkan ide-ide luar biasa sehingga bisa menjadi sebuah iklan yang tayang di media, baik televisi maupun radio. Tapi apa mereka tidak bisa memunculkan ide yang amat sangat luar biasa sekali????

Menurut saya (yang bukan seorang pembuat iklan). Masyarakat akan lebih menghargai sebuah iklan jika iklan tersebut benar-benar menarik, bukan menarik karena merendahkan produk lain. Tapi menarik karena iklan itu sendiri, bukan karena faktor lain. Apa kekreativitasan mereka sudah mati, sehingga ide yang muncul adalah “perendahan”.

Saya ingin mengacungkan dua jempol untuk pembuat iklan jarum76. Kreatif. Ide yang dikeluarkan selalu menghibur. Konsepnya sama tentang jin, namun ceritanya berbeda-beda dan menghibur. Ada lagi, iklan Sampoerna Hijau, dengan kalimat “Nggak ada loe nggak rame”. Iklannya selalu menghibur, dan tidak pernah merendahkan produk rokok yang lain.
So, jika masih bisa membuat iklan yang benar-benar luar biasa, kenapa harus membuat iklan yang luar binasa?

Saya jadi penasaran, konsep iklan itu berasal dari kenginginan pemasang iklan, pembuat iklan, atau kolaborasi?

Buat para pembuat iklan kreatif, buatlah iklan yang benar-benar kreatif. Menghibur, mudah diingat, dan padat.


*Dalam hal ini, saya menulis berdasarkan opini saya pribadi. Jika ada yang tidak berkenan atau pendapat saya ada yang salah, monggo diluruskan.

Tagged: , , ,

2 comments:

  1. Sebenernya perang iklan seperti itu sudah lama terjadi mungkin baru di Indonesia, tetapi sudah lama di luar negeri, hanya di Indonesia lebih sopan tidak langsung menembak merek tapi menembak icon
    coba lihat iklan pepsi vs coca-cola, bermacam2 perangnya mulai dari sepak bola, vending machine dan lain2, mulai dari iklan televisi, sampai iklan cetak.
    versi vending machine: " seorang anak membeli 2 buah kaleng coca-cola hanya untuk pijakan dia agar bisa memencet tombol icon pepsi, setelah si anaka mendapatkan pepsi, coca-cola ditinggalkan begitu saja"
    Iklan2 perang antar produk sebenarnya kreatif juga lho (kalau iklannya luar sih.. klo lokal biasa2 aja)

    ReplyDelete
  2. kalo yang coca cola N pepsi itu kan iklan luar negeri...

    emang kreatif sih mas, tapi kan jadinya gimana gitu, kalo bisa bikin yang kreatif tanpa menyakiti pihak lain, kenapa harus perang2an.. :)

    btw, thanks for reading :)

    headernya? :D

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^