Kebetulan?

www.sabdaspace.org

Ilustrasi:

“Hari ini aku benar-benar dalam kesulitan. Ban depan motorku bocor, sementara aku harus bergegas ke kampus untuk ujian lisan. Tak jauh dari sini, aku melihat seorang tukang tambal ban yang tengah termenung sendiri. Sepertinya belum ada satu pun pelanggan yang menambalkan bannya. Mungkin aku adalah yang pertama. Pelan-pelan aku menuntun motorku ke sana. Seketika bapak itu tersenyum. Mungkin dalam hatinya, “Akhirnya rejekiku datang juga”. Setelah setengah jam lamanya, banku sudah ditambal dan siap menopang motorku. Namun setelah kulihat ke dalam tas. Ya Allah, dompetku ketinggalan, Aku harus gimana, apa meninggalkan motor di sini untuk jaminan? Nggak mungkin, aku harus cepat-cepat ke kampus. Dalam keadaan bingung, samar-samar aku melihat seseorang tengah menghampiriku. Ternyata dia teman kampusku yang juga akan ujian lisan bersamaku. Aku ceritakan masalahku padanya, dan dia bersedia meminjamkan uang untuk membayar tukang tambal ban itu”

 ***

Setelah membaca ilustrasi di atas, menurut kamu, hal itu apakah sebuah kebetulan? Atau memang sudah direncanakan?

Mungkin ada yang menjawab, hal itu adalah sebuah kebetulan. Ketika ban sepeda motor bocor, kebetulan ada tukang tambal ban. Ketika tukang tambal ban sedang membutuhkan uang, kebetulan ada ban sepeda motor bocor dan dibetulkan. Ketika dompet ketinggalan kebetulan ada teman yang lewat dann bersedia meminjamkan.

Menurut saya, hal itu bukanlah sebuah kebetulan. Namun semua memang sudah direncanakan. Oleh siapa? Tentu saja oleh sang pemilik hidup. Sebenarnya masuk akal jika kita berpikir bahwa hal tersebut merupakan kebetulan. Memang siapa yang mau merencanakan ban bocor ketika perjalanan akan ujian lisan? Siapa yang mau meninggalkan dompet, padahal dia sedang perlu? Iya itu kebetulan.

Tetapi sebenarnya itu sudah diatur. Mungkin karena kejadian tersebut, maka akan muncul sebuah manfaat baru. Ada sesuatu yang direncanakan dibalik tiap kejadian. Tukang tambal ban tadi mendapatkan rejeki karena menambal banmu. Kamu jadi lebih kenal dengan teman yang meminjamkanmu uang, dan kamu akan lebih berhati-hati lagi agar dompetmu tidak ketinggalan. Rencana kan? Rencana baik yang memang dipersiapkan untuk kita.

Seperti halnya ketika SMA, kita menilai sebuah kelas dengan predikat “anaknya sombong-sombong”, “anaknya baik semua kok”. Apa itu juga suatu kebetulan? Apa sempat guru mengelompokkan begitu banyak siswa di sekolah berdasarkan sifat? Saya rasa tidak. Mereka dikumpulkan secara acak. Dan sifatnya mirip. Seperti sengaja dikelompokkan.

Saya (pribadi) memiliki pengalaman yang “kebetulan”.

Waktu tahun pertama masuk kuliah, semua mahasiswa baru diwajibkan mengambil minimal satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Tapi saat itu saya memilih dua UKM. Ketika daftar di UKM yang pertama, saya bertemu dengan seorang mahasiswi asal Ngawi yang juga mendaftar di UKM itu. Kemudian setelah saya ngobrol, ternyata dia juga mengambil dua UKM dan semua UKM tersebut sama dengan yang saya ambil. Akhirnya kami bersama-sama mendaftar di UKM berikutnya. Dan taukah kamu? Kami pun ber sahabat sampai sekarang. Apakah itu kebetulan? Saya rasa tidak. Kami memang dijodohkan sebagai sahabat oleh Allah.

Ada lagi cerita yang lain.

Ketika semester enam, saya magang di sebuah Surat Kabar di daerah Rungkut, dulu ada di Margorejo. Setelah satu bulan magang, saya kenal dengan seorang layouter Koran tersebut, yang akhirnya dia menjadi guru saya dan beberapa teman lainnya. Dia mengenalkan desain pada kami. Apakah itu kebetulan? Bukan. Saya dengan dia memang sudah dijodohkan sebagai guru dan murid oleh Allah. Hanya saja, bertemunya melalui jalan itu.

Just Believe, tak ada kebetulan, semua sudah direncanakan oleh sang pemilik hidup. Mungkin terlihat sepele awalnya, namun itulah awal dari sebuah cerita. Ada rahasia di balik rahasia :)

“Setiap pertemuan adalah jodoh, setiap kejadian adalah takdir, tidak ada kebetulan. Karena semua sudah diatur, bahkan hingga urusan terkecil pun.”

*Bagaimana dengan kamu? Punya Cerita juga? Atau Punya Pendapat lain?? Monggo Sharing :)