25 November 2011


Photo. matanews.com
Kasihan. Itu kata yang paling tepat untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan kemarin dan pagi ini. Susilo Bambang Yudhoyono, atau biasa disebut SBY, Presiden Indonesia saat ini (2010 – 2014) banyak sekali menerima kecaman dari berbagai pihak. Jika diibaratkan SBY sedang berada di atas panggung, semua lampu sorot mengarah padanya. Apapun yang dilakukan SBY pasti terlihat. Dia geser ke kiri, ke kanan, maju, mundur, semua kentara.

Dua kali SBY punya hajat. Pertama Agus Yudhoyono dan Annisa Pohan menikah, yang kedua, kemarin putra keduanya Ibas dan Aliya menikah. Keduanya sama. Sama-sama disindir, sama-sama dinilai dengan nilai beranekarupa. Ada yang bilang, pedekate nya PAN – Demokrat, Royal Wedding dalam artian pernikahan yang buang-buang duit, ada yang katanya sesuatu ironi bagi masyarakat miskin, dan masih banyak lagi.

Hasss, kuping saya panas, saya nggak suka dengan komentar-komentar miring yang dilontarkan. Belum lagi, saya baca status FB seseorang yang sukanya mengomentari SBY ini dan itu. Dan kemarin malam, saya nonton di TV kita yang (katanya) nomer satu itu, gara-gara hajatan SBY, beberapa sekolah di Cipanas diliburkan. Nah lho, memang salah SBY? Wong SBY nggak nyuruh libur, kan? Ya, guru-gurunya sendiri yang maunya libur. Hhhh…

Ayolahhh, Presiden bukan robot, SBY pun manusia, punya rasa, punya hati. Pasti kalian semua pernah tau SBY jadi galau, dan mengatakan bahwa dia sudah cukup bersabar menerima hujatan. Pernah berpikir kenapa SBY sampai mempublish apa yang dia rasakan? Karena hatinya sudah terlalu sakit terus-terusan dihujat. Bahkan ketika menikahkan anaknya sendiri saja, SBY masih harus menerima sindiran.

Saya rasa, saat ini, mahasiswa berdemo bukan karena mereka benar-benar tahu duduk persoalannya seperti apa. Saya rasa, mereka berdemo hanya atas dasar tidak suka dengan pemerintahan SBY. Turun ke jalan, mengenakan almamater, membawa spanduk, berorasi, dan ujung-ujungnya bentrok atau tindakan anarkis. Hiihhhh, saya gemes sama mahasiswa jaman sekarang. Kenali dulu apa persoalannya, lalu pastikan mau kalian apa. Jangan hanya mengatasnamakan TIDAK SUKA dan POKOKNYA!!!!

Benar. Mahasiswa bisa menjadi salah satu pihak yang berpengaruh bagi pemerintahan. Benar. Mahasiswa lah yang menggulingkan rezim Soekarno dan rezim Orde Baru Soeharto. Tapi itu dulu. Mereka berpikir untuk bangsa, bukan untuk gaya-gaya-an. Bukan maksud saya mengatakan bahwa mahasiswa sekarang adalah mahasiswa yang sok tau. Ada juga mahasiswa yang benar-benar tau apa permasalah bangsa, dan memang memprotes hal-hal yang melenceng. Tapi nggak sedikit juga mereka yang hanya ikut nimbrung jadi DEMONSTRAN.

Coba deh, hargai SBY. Dia juga punya kehidupan, punya keluarga, punya hati untuk merasa lelah, merasa sakit. Saya akui, kinerja SBY memang jauh di luar harapan. Tapi menghujat saja, itu bukan jalan. Bukan saya anggota Demokrat atau sedarah dengan SBY. Tapi, sebagai manusia yang masih punya hati, saya nggak tega lihat SBY terus-terus dibegitukan.

Mari belajar menghargai. Kalau kita nggak bisa bantu di sana, di kursi pemerintahan yang kental dengan carut-marut politik tai kucing-nya, bantu saja dari sini, dari tempat kita sendiri, dari lingkungan kita sendiri. Saya menulis ini bukan karena saya merasa menjadi manusia sempurna, tapi hanya mengkritik itu terkadang membuat kita lupa untuk bercermin.

Photo. foto.detik.com
Photo. inilah.com

Photo. teje21.wordpress.com

Photo. teje21.wordpress.com


Tagged: ,

8 comments:

  1. aq suka artikel kamu.
    jujur aja, aq emang sneng bgt sma SBY.
    tpi qta jga jgn berat sebelah nilai Pak SBY kan..??
    jgn cma krena kita suka trus nganggap semua perbuatannya bner. gtu jga sbaliknya.
    sampai ada yg bilang itu pke duit rakyat segala. itu bnr2 kmentar pedes yg g berbobot.
    kita hrus bisa nilai sesuatu dari sudut netral.
    emangnya orang tua mana sih yg g mau pernikan anaknya meriah..??
    pkerjaan bagus + gaji bagus jdi wajar lah pny hajat gede2an.
    emangnya salah SBY dia jdi orng kaya?

    ReplyDelete
  2. yahh...mmg gak ada yg sempurna, baik yg memberi komentar atw dkomentari,
    tgl qt yg mmilah mn yg mnrut qt baik
    org yg dkritik blum tntu mmg buruk, bgitu jg sbalikny, mreka yg mngkritik blum tntu kritikannya salah, mereka pst punya pndanganny sndiri
    =?

    ReplyDelete
  3. Pada umumnya, mereka yang seperti itu adalah orang-orang bayaran partai oposisi ... Mempengaruhi pola pikir masyarakat yang baru melek tentang demokrasi setelah sekian tahun dikekang :)

    ReplyDelete
  4. cara berpolitiknya yang negatife
    dari sby mau capres 2009-2014 dia sllu berbicara tentang gaji pns yg secara tdk langsung menyuap atau membujuk untuk memilih dia.....

    ReplyDelete
  5. itulah manusia2 yg hanya bisa berkomentar dan mengkritik tanpa bercermin dahulu,, emng ada kah manusia sempurna di muka bumi ini,,intinya ya apapun itu pentingnya menghargai org lain bahkan menghargai pemimpin kita sendiri

    ReplyDelete
  6. semua profesi kan pasti ada resikonya
    kalo mengatakan siap jadi presiden ya harus siap juga dikecam sekian ratus juta manusia
    wong jadi rt aja pasti ada mengecam

    ReplyDelete
  7. Kasihan, memang. :(

    Dan yang patut dikasihani itu bukan hanya Pak SBY, tapi juga semua orang yang jadi presiden. Jadi orang nomor satu di Indonesia memang gak mudah. Setiap jengkal kehidupan pribadi presiden bisa jadi bahan omongan penduduk satu negara. Seandainya yang jadi presiden kita adalah Pak Prabowo Subianto, pasti bakal jadi bahan pembicaraan yang gak kalah panas ketimbang Pak SBY. Lha wong Pak Prabowo itu duda hingga sekarang, dan banyak masa lalunya yang menarik utk dikupas. Bandingkan dengan Pak SBY yang relatif bersih, Pak SBY sekarang aja digunjingkan sedemikian rupa. :(

    Yah, pokoknya memang jadi presiden itu mesti kuat mental dan fisik. :D

    ReplyDelete
  8. Yah, emang gitu lah resiko jadi presiden !
    Kata bang Iwan Fals, " jadi pemimpin tidak cukup hanya sekedar manusia, tapi harus setengah dewa ". heheheheheh

    Saya pikir apa yang menimpa Presiden sekarang adalah anomali dari politik pencitraan yang dulu dilakukan.
    sekarang saatnya menghadapi kenyataan, heheheheeh

    Btw, nice share Mbak annisa >

    ReplyDelete

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^