20 September 2012


Malam ini, kawan, cobalah keluar kamar tidur dengan mengendap-endap, berjalan pelan saja diantara gelap ruangan yang lampunya sedari jam Sembilan malam tadi sudah dipadamkan oleh ibu. Jika kalian menabrak kursi atau meja, mengaduh saja tak apa, tapi tolong pelankan suaranya, nanti ibu dan ayah kalian bisa-bisa terbangun karena suara “aduh”.

Sekarang, coba cari jalan ruangan yang benar. Tetap mengendap-endap, percepat langkah, pergi ke arah orang tua kalian terlelap bersama mimpi mereka. Buka pintu kamar mereka, Sssttt… pelan saja, sekali lagi agar mereka tak terbangun.

Kemudian coba perhatikan lamat-lamat wajah mereka. Jangan sekilas, lima menit… enam menit… sepulu menit. Lalu ingat-ingat lagi, apa yang sudah kalian lakukan hari ini pada mereka. Apa kalian hari ini membuat mereka tersenyum, atau malah sebaliknya membuat mereka berdua marah dan sedih?

Wahai, coba perhatikan wajah-wajah mereka yang lelah menghadapi kalian setiap hari. Wajah ibu yang lembut dan tidak pernah marah ketika kita kecewakan, tidak pernah suntuk ketika kita repotkan. Lihat wajah ayah kalian yang lelah sekali bekerja seharian demi kalian, tapi selalu nampak tegar dan gagah demi kalian. Agar anak-anaknya tidak perlu memikirkan banyak hal, cukup dia untuk anak istrinya.

Malam ini, coba ingat-ingat, berapa kali kita sudah membuat mereka bahagia, dan hitung berapa kali kita mengecewakan mereka, membuat mereka marah. Tapi mereka tidak pernah membenci kalian sebagai anak. Ibu dengan penuh rasa tetap menyayangi kita dengan segala kelembutannya. Bangun lebih pagi dari matahari, menyiapkan sarapan dengan harapan. Semoga hari ini anaknya tetap bisa makan sebelum beraktivitas agar tidak lemah.

Ayah tak pernah lelah bekerja demi anak-anaknya, meski telah sering dikecewakan atau dilawan.

Sungguh, kalian, saya, mungkin tak ada 10% jika mengatakan sudah membahagiakan mereka. Mereka bahkan lebih dari 100% membahagiakan kalian, saya.

Sudikah mulai hari ini, meski sedikit malu-malu, katakanlah kalian sayang kepada mereka, meski sedikit ragu, mulailah selalu berkata lembut dan jujur pada mereka.

Semoga Allah masih memberikan kalian dan saya kesempatan untuk memeluk mereka, ayah, ibu. Karena sejatinya cinta adalah orangtua kita.

Semoga Allah melimpahkan perlindungan dan kesehatan untuk keduanya, ayah-ibu.


*Bapak, ibu, aku sayang banget :)

Photo By Me

Tagged: ,

0 comment:

Post a Comment

Monggo berkomentar, ditunggu lho.. ^_^